Anak berkacamata
minus disebut sebagai penderita Miopia, hal ini disebabkan adanya kelainan
refraksi.
Apa Yang Dimaksud Dengan Miopia (Rabun Jauh)
Miopia disebut
sebagai rabun jauh akibat berkurangnya kemampuan untuk melihat jauh, akan
tetapi dapat melihat dekat dengan lebih baik.
Sebab terjadinya
miopia
Miopia disebabkan
karena terlalu kuatnya pembiasan sinar di dalam mata untuk panjangnya bola mata
akibatnya:
·
Bola mata terlalu panjang
·
Secara fisiologik sinar yang
difokuskan pada retina terlalu kuat sehingga membentuk bayangan kabur atau
tidak tegas pada makula lutea
· Titik fokus sinar yang datang dari
benda yang jauh terletak di depan retina
· Titik jauh (pungtum remotum)
terletak lebih dekat atau sinar datang tidak sejajar, difokuskan pada bintik
kuning.
Faktor yang
berkaitan dengan penyebab terjadinya miopia
Terdapat dua
pendapat yang menerangkan penyebab miopia:
·
Berhubungan erat dengan faktor
herediter atau keturunan.
·
Berhubungan erat dengan faktor
lingkungan.
Berat ukuran miopia
Miopia ditentukan
dengan ukuran lensa negatif di dalam dioptri, dimana 1,00 dioptri merupakan
kekuatan lensa yang memfokuskan sinar sejajar pada jarak satu meter.
Klasifikasi
beratnya miopia:
Miopia ringan < -3.00 dioptri
Miopia sedang -3.00 s/d 6.00 dioptri
Miopia berat -6.00 s/d 9.00 dioptri
Miopia sangat berat > -9.00 dioptri
Sering pertanyaan
dari penderita miopia apakah miopianya akan berkembang atau bertambah berat.
Hal ini hanya dapat diterangkan bila kita memasukkannya ke dalam klasifikasi
klinis.
Di dalam klinik
berdasarkan kelainan jaringan mata yang dapat terjadi pada miopia dikenal
bentuk:
· Miopia simpleks, dimana tidak
terlihat adanya kelainan patologik dalam mata. Tajam penglihatan dapat mencapai
normal dengan berat kelainan refraksi kurang dari 6.00 dioptri
· Miopia patologik disebut juga
miopia progresif atau malignan dan miopia degeneratif. Pada keadaan ini terjadi
kelainan fundus yang progresif yang khas untuk miopia. Biasanya miopianya lebih
dari -6.00 dioptri.
Gejala pada miopia
Penderita miopia
yang dikatakan sebagai rabun jauh akan mengatakan penglihatannya kabur untuk
melihat jauh dan hanya jelas pada jarak tertentu atau dekat. Hampir semua orang
merasa menderita akan miopianya akibat keharusan memakai kacamata atau lensa
kontak. Seseorang dengan miopia selalu ingin melihat dengan mendekatkan benda
yang dilihat pada matanya.
Pasien dengan
miopia lebih dari 3 dioptri tidak akan melihat baik pada pekerjaannya bila
tidak mempergunakan kacamata. Pasien dengan ukuran lebih dari -4.00 dioptri
akan terganggu dalam pekerjaannya untuk penglihatan jauhnya.
Jarang merasakan
sakit kepala, walaupun pada penambahan kacamata yang ringan memberikan keluhan
yang berkurang. Kadang-kadang terlihat bakat untuk menjadi juling bila ia
melihat jauh dan dengan mengecilkan kelopak untuk mendapatkan efek pinhole agar
dapat melihat jelas.
Penderita miopia
biasanya menyenangi membaca, apakah hal ini disebabkan kemudahan untuk membaca
dekat tidak diketahui dengan pasti.
Koreksi pada mata dengan miopia
Memakai lensa minus
atau negatif yang ukurannya teringan yang sesuai untuk mengurangkan kekuatan
daya pembiasan di dalam mata.
Penderita miopia
yang tidak terkontrol bisa menjadi juling. Miopia pada anak umumnya termasuk miopia
simplex tidak ada kelainan patologis. Penderita semacam ini dapat dikoreksi
dengan terapi SEFT.
Dengan metode SEFT otot-otot akomodasi dapat diaktifkan serta microsirkulasi
di daerah orbital dapat diperbaiki. Secara klinis dapat memperbaiki penglihatan,
memperkecil ukuran minusnya bahkan penglihatan / juling bisa menjadi normal
tanpa kacamata.
Terapi SEFT dapat dilaksanakan di Klinik Psikologi RSA Mutiara Bunda Jl. Ciujung 19 Malang Telp. (0341) 9152034)
Contck person Kuswadji 08155525946
Tidak ada komentar:
Posting Komentar